Ada seorang pedagang kaya raya di
sebuah kota di Mesir. Sebut saja Mahmud. Akhir-akhir ini, dia sering merasa sakit di bagian pinggangnya. Sakitnya benar- benar tak tertahankan. Dia pun memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit terkenal.
Setelah dilakukan pemeriksaan,
dia sangat kaget dengan hasilnya. Mengapa? Hasilnya menunjukkan ada kanker ganas di tubuhnya. Kemungkinan dirinya sembuh sangat kecil. Lalu, dokter menyarankannya untuk berobat saja ke luar negeri.
Mengikuti saran dokter, dia pun
memeriksakan diri ke luar negeri, ke suatu negara. Setelah diperiksa di salah
satu rumah sakit terkenal di negara itu, hasilnya sama saja dengan pemeriksaan
pertama. Para dokter menganjurkan agar dia berobat untuk meringankan penyakit
kankernya.
Di luar dugaan, Mahmud menolak
saran yang diajukan para dokter. Dia mengabaikan semua saran dokter. Dia memilih pulang ke negara asalnya. Dia ingin menyelesaikan semua urusannya dan menulis wasiat untuk keluarganya. Dia berpikir, hidupnya tidak akan lama lagi.
Setibanya di Mesir, dia mulai
menulis wasiat tanpa sepengetahuan keluarganya. Dia tidak memberi tahu
keluarganya tentang kondisinya. Suatu hari, dalam sebuah perjalanan pulang ke
rumah, dia melihat seorang wanita tua yang berdiri di pinggir jalan dekat tong
sampah. Ternyata, wanita tua itu sedang mengumpulkan tulang-tulang yang
berserakan. Tiba-tiba. Mahmud menghentikan mobilnya. Lalu, dia keluar dan
menghampiri wanita tua itu. Mahmud menanyakan maksud wanita tua itu
mengumpulkan tulang-tulang dari tong sampah.
"Saya mengasuh anak-anak yatim yang fakir. Saya sudah tidak punya uang lagi untuk membeli daging buat mereka. Karena itu, tulang-tulang yang kukumpulkan ini akan kumasak untuk mereka sebagai pengganti daging," jawab wanita tua itu dengan suara serak.
Mahmud terhenyak. Hatinya tak
kuat menahan rasa sedih mendengar penuturan wanita tua tersebut. Ternyata,
masih banyak fakir miskin dan anak yatim yang kekurangan dan membutuhkan
bantuan. Sementara dirinya, tak pernah kekurangan makanan.
Dia pun mengeluarkan sejumlah
besar uang dan diberikan kepada wanita tua itu. Bahkan, dia menyuruh penjual
daging untuk mengirimkan daging kepada keluarga wanita tua itu setiap minggu.
Tentu saja, wanita tua itu bersyukur atas semua ini. Tak lupa, dia mendoakan
Mahmud.
Waktu terus berlalu. Untuk kali
kedua, Mahmud pergi ke luar negeri untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Dan
hasilnya? Sungguh membuat si dokter kaget. Kali ini, hasilnya sangat berbeda
dengan sebelumnya.
"Apakah Anda pergi ke rumah
sakit lain untuk berobat?" selidik si dokter. Kontan saja, dia kaget
dengan pertanyaan dokter tersebut.
"Saya tidak pernah berobat
ke rumah sakit lain," jawab Mahmud berusaha meyakinkan si dokter.
"Anda bohong! Jujurlah
kepada saya. Apakah Anda berobat ke rumah sakit yang lain atau tidak?"
desak si dokter Iagi. Dia tidak percaya dengan jawaban Mahmud.
"Demi Allah, saya tidak
pernah berobat ke rumah sakit yang lain! Memangnya, ada apa, Dok?" ujar
Mahmud keheranan.
"Hasil tes kesehatan yang
kulakukan beberapa saat lalu menunjukkan bahwa kini Anda sehat. Tidak terdapat
kanker di tubuh Anda!"
Tentu saja, Mahmud tidak percaya.
Bahkan, dia balik meminta si dokter untuk berkata jujur dan bersumpah. Setelah
si dokter bersumpah, barulah dia percaya. Tak terasa, air matanya mengalir
deras membasahi pipi. Dia bersyukur dan memuji Allah Ta'ala atas limpahan
karunia-Nya.
Mahmud pulang ke Mesir dengan
rasa gembira. Dia pun menceritakan kisahnya kepada keluarganya. Di akhir ceritanya, dia menyebutkan penyebab kesembuhannya.
"Sungguh, Allah telah
menyembuhkanku dengan sebab doa wanita tua itu. Karena, aku telah bersedekah
kepada anak-anak yatim asuhannya."
Sumber buku
Kehebatan Sedekah : Kisah-kisah Seru
Tentang Kedermawanan dan Kemurahan Hati karya Fuad Abdurrahman